Dalam dunia sains, tentu kita pernah mendengar istilah
geosentris dan heliosentris. Istilah tersebut merupakan teori mengenai
peredaran benda-benda langit. Geosentris adalah teori yang menganggap bumi
merupakan pusat alam semesta dan benda-benda langit seperti matahari, bulan dan
planet – planet bergerak mengelilingi bumi, sedangkan helosentris adalah teori
yang diungkapkan oleh para astronom Yunani kuno.
Semua benda –
benda langit berjalan pada tempat yang telah ditentukan Allah dan beredar pada
porosnya masing-masing yang tidak akan pernah melenceng dari garis edarnya,
masing-masing benda langit mempunyai poros dan garis edar sendiri-sendiri.
Semua benda langit itu tidak pernah kenal diam, tetapi terus beredar pada garis
edarnya yang disebut orbit. Kenyataan ini tampak jelas terlihat pada matahari
dan bulan. Demikian halnya dengan peredaran bumi pada porosnya menjadikan siang
dan malam datang silih berganti seolah-olah beredar pula. Sesuai dengan surat Al-Anbiya ayat 33 yang menjelaskan
tentang:
''Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang,
matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis
edarnya." (QS Al-Anbiya: 33)
Benda langit
dan garis edarnya merupakan sebuah kesatuan ciptaan yang luar biasa dimana satu
dengan yang lain saling melengkapi dan melintas tanpa ada tabrakan. Menurut
penjelasan ilmu astronomi semua benda langit termasuk planet, satelit yang mengiringi
planet, bintang, matahari, bulan dan bahkan galaksi, memiliki orbit atau garis
edar mereka masing-masing. Semua orbit ini telah ditetapkan berdasarkan
perhitungan yang sangat teliti dengan cermat dan semua benda langit bergerak
dalam garis peredaran yang diperhitungkan dengan sangat teliti, yang membangun
dan memelihara tatanan sempurna ini adalah Allah, Pencipta seluruh sekalian
alam.
Menurut
penelitian para astronom diketahui bahwa matahari juga bergerak di jalur
edarnya di galaksi bima sakti. Sebenarnya hal ini telah dijelaskan di dalam
Al-Quran di surat Yasiin ayat 38 yang
menjelaskan tentang:
"Dan matahari berjalan ditempat peredarannya.
Demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui." (QS
Yasiin:38)
"Allah-lah yang meninggikan langit tanpa tiang
(sebagaimana) yang kamu lihat, Kemudian dia bersemayam di atas 'Arasy, dan
menundukkan matahari dan bulan. masing-masing beredar hingga waktu yang
ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda
(kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu."
(Ar-Rad:2)
Kedua ayat tersebut menjelaskan bahwa tidak hanya bumi,
bulan, dan planet-planet saja yang bergerak di garis edar masing-masing, tetapi
matahari dan benda langit yang lain pun juga bergerak dilintasan masing-masing,
hal ini sudah terbukti melalui kajian-kajian ilmiah.
Fakta-fakta yang disampaikan dalam Al Qur’an ini telah
ditemukan melalui pengamatan astronomi di zaman kita. Menurut perhitungan para
ahli astronomi, matahari bergerak dengan kecepatan luar biasa yang mencapai 720
ribu km per jam ke arah bintang Vega dalam sebuah garis edar yang disebut Solar
Apex. Ini berarti matahari bergerak sejauh kurang lebih 17.280.000 kilometer
dalam sehari. Bersama matahari, semua planet dan satelit dalam sistem gravitasi
matahari juga berjalan menempuh jarak ini. Selanjutnya, semua bintang di alam
semesta berada dalam suatu gerakan serupa yang terencana. Keseluruhan alam
semesta yang dipenuhi oleh lintasan dan garis edar seperti ini, dinyatakan
dalam Al Qur’an di surat Az-Zariyat ayat 7 yang menjelaskan
tentang:
"Demi
langit yang mempunyai jalan-jalan." (QS Az-Zariyat :7)
Garis edar di alam semesta tidak hanya dimiliki oleh
benda-benda angkasa. Galaksi-galaksi pun berjalan pada kecepatan luar biasa
dalam suatu garis peredaran yang terhitung dan terencana. Selama pergerakan
ini, tak satupun dari benda-benda angkasa ini memotong lintasan yang lain, atau
bertabrakan dengan lainnya. Bahkan, telah teramati bahwa sejumlah galaksi
berpapasan satu sama lain tanpa satu pun dari bagian-bagiannya saling
bersentuhan.
Fakta ini dibuktikan juga dengan menggunakan data
pengamatan pada tahun 1929. Ketika mengamati langit dengan teleskop, Edwin
Hubble, seorang astronom Amerika, menemukan bahwa bintang-bintang dan galaksi
terus bergerak saling menjauhi. Sebuah alam semesta, di mana segala sesuatunya
terus bergerak menjauhi satu sama lain, berarti bahwa alam semesta tersebut
terus-menerus “mengembang”. Pengamatan yang dilakukan di tahun-tahun berikutnya
memperkokoh fakta bahwa alam semesta terus mengembang. Kenyataan ini
diterangkan dalam Al Qur’an sesua ayat – ayat diatas.