Sabtu, 30 April 2016

Peredaran Benda - Benda Langit

         Dalam dunia sains, tentu kita pernah mendengar istilah geosentris  dan heliosentris. Istilah tersebut merupakan teori mengenai peredaran benda-benda langit. Geosentris adalah teori yang menganggap bumi merupakan pusat alam semesta dan benda-benda langit seperti matahari, bulan dan planet – planet bergerak mengelilingi bumi, sedangkan helosentris adalah teori yang diungkapkan oleh para astronom Yunani kuno.


      Semua benda – benda langit berjalan pada tempat yang telah ditentukan Allah dan beredar pada porosnya masing-masing yang tidak akan pernah melenceng dari garis edarnya, masing-masing benda langit mempunyai poros dan garis edar sendiri-sendiri. Semua benda langit itu tidak pernah kenal diam, tetapi terus beredar pada garis edarnya yang disebut orbit. Kenyataan ini tampak jelas terlihat pada matahari dan bulan. Demikian halnya dengan peredaran bumi pada porosnya menjadikan siang dan malam datang silih berganti seolah-olah beredar pula. Sesuai dengan surat Al-Anbiya ayat 33 yang menjelaskan tentang:

''Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya." (QS Al-Anbiya: 33)

Benda langit dan garis edarnya merupakan sebuah kesatuan ciptaan yang luar biasa dimana satu dengan yang lain saling melengkapi dan melintas tanpa ada tabrakan. Menurut penjelasan ilmu astronomi semua benda langit termasuk planet, satelit yang mengiringi planet, bintang, matahari, bulan dan bahkan galaksi, memiliki orbit atau garis edar mereka masing-masing. Semua orbit ini telah ditetapkan berdasarkan perhitungan yang sangat teliti dengan cermat dan semua benda langit bergerak dalam garis peredaran yang diperhitungkan dengan sangat teliti, yang membangun dan memelihara tatanan sempurna ini adalah Allah, Pencipta seluruh sekalian alam.
Menurut penelitian para astronom diketahui bahwa matahari juga bergerak di jalur edarnya di galaksi bima sakti. Sebenarnya hal ini telah dijelaskan di dalam Al-Quran di surat Yasiin ayat 38 yang menjelaskan tentang:


"Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui." (QS Yasiin:38)

"Allah-lah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, Kemudian dia bersemayam di atas 'Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu." (Ar-Rad:2)

Kedua ayat tersebut menjelaskan bahwa tidak hanya bumi, bulan, dan planet-planet saja yang bergerak di garis edar masing-masing, tetapi matahari dan benda langit yang lain pun juga bergerak dilintasan masing-masing, hal ini sudah terbukti melalui kajian-kajian ilmiah. 
Fakta-fakta yang disampaikan dalam Al Qur’an ini telah ditemukan melalui pengamatan astronomi di zaman kita. Menurut perhitungan para ahli astronomi, matahari bergerak dengan kecepatan luar biasa yang mencapai 720 ribu km per jam ke arah bintang Vega dalam sebuah garis edar yang disebut Solar Apex. Ini berarti matahari bergerak sejauh kurang lebih 17.280.000 kilometer dalam sehari. Bersama matahari, semua planet dan satelit dalam sistem gravitasi matahari juga berjalan menempuh jarak ini. Selanjutnya, semua bintang di alam semesta berada dalam suatu gerakan serupa yang terencana. Keseluruhan alam semesta yang dipenuhi oleh lintasan dan garis edar seperti ini, dinyatakan dalam Al Qur’an di surat Az-Zariyat ayat 7 yang menjelaskan tentang:

"Demi langit yang mempunyai jalan-jalan." (QS Az-Zariyat :7)

Garis edar di alam semesta tidak hanya dimiliki oleh benda-benda angkasa. Galaksi-galaksi pun berjalan pada kecepatan luar biasa dalam suatu garis peredaran yang terhitung dan terencana. Selama pergerakan ini, tak satupun dari benda-benda angkasa ini memotong lintasan yang lain, atau bertabrakan dengan lainnya. Bahkan, telah teramati bahwa sejumlah galaksi berpapasan satu sama lain tanpa satu pun dari bagian-bagiannya saling bersentuhan.
Fakta ini dibuktikan juga dengan menggunakan data pengamatan pada tahun 1929. Ketika mengamati langit dengan teleskop, Edwin Hubble, seorang astronom Amerika, menemukan bahwa bintang-bintang dan galaksi terus bergerak saling menjauhi. Sebuah alam semesta, di mana segala sesuatunya terus bergerak menjauhi satu sama lain, berarti bahwa alam semesta tersebut terus-menerus “mengembang”. Pengamatan yang dilakukan di tahun-tahun berikutnya memperkokoh fakta bahwa alam semesta terus mengembang. Kenyataan ini diterangkan dalam Al Qur’an sesua ayat – ayat diatas.